<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8491297\x26blogName\x3dA+Journey\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dTAN\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://dadangwibawa.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://dadangwibawa.blogspot.com/\x26vt\x3d8326691878355375386', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

A Journey

Sunday, June 26, 2005

Menilik Internet Marketing Dari Dekat!

Berikut dibawah adalah copy email dari Ahira

-----------------

Dear Team,

Beberapa waktu yang lalu ada seorang kandidat PHD dari "Australia" yang menulis artikel di SWA dengan judul: "Evaluasi Bisnis Anne Ahira".

Wah... 'melambung' hidung saya, karena apa yang saya lakukan sampai di evaluasi oleh seorang kandidat PHD Australia, dan dimuat di SWA lagi.

Anda bisa baca artikelnya di sini:
Link Majalah SWA Digital

Beberapa anggota Elite Team menanyakan apakah saya memberikan tanggapan untuk tulisan itu?

Jawabannya adalah 'YA' :-)

Bahkan saya sudah kirim tulisan saya ke SWA, tapi sampai hari ini belum atau tidak akan dimuat? hehehe... tidak tahu... saya bukan pemilik SWA jadi terserah mereka...

Namun kalau ada yang tahu email Amalia, boleh deh di forward tulisan saya ke dia...

Karena beliau mengevaluasi bisnis saya lewat sebuah artikel, maka saya pun menjawabnya lewat artikel pula....

Ahira

---------------------------------------------

MENILIK INTERNET MARKETING DARI DEKAT

Oleh Anne Ahira

Tidak dapat dipungkiri lagi, masa depan internet marketing secara global sangat cerah. Penelitian terakhir dari Forrester Research (lembaga riset teknologi independen yang berpusat di Cambridge, Massachusetts) mengungkapkan bisnis internet marketing yang saat ini bernilai 95 milyar US$, diperkirakan pada tahun 2008 pertumbuhannya akan mencapai 230 milyar US$. Artinya dalam kurun 3 tahun mendatang pertumbuhan internet marketing meningkat sekitar 140%.

Di negara maju, internet telah digunakan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Internet telah mentransformasi transaksi dan promosi bisnis konvensional. Optimalisasi pemanfaatan internet bukan saja dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga pemilik usaha kecil dan menengah, bahkan usaha individual.

Sedangkan di negara berkembang, internet baru digunakan sebatas untuk akses informasi dan berkomunikasi. Untuk pengembangan bisnis, baru perusahaan-perusahaan besar saja yang mengoptimalisasi penggunaannya.

Oleh sebab itu, pada Desember 2003 lalu, Indonesia turut menandatangani deklarasi World Summit on the Information System (WSIS) di Geneva. Deklarasi yang bertujuan menyempitkan kesenjangan negara maju dan berkembang tersebut, menyatakan komitmen mewujudkan target akses internet pada 50% penduduk dunia di tahun 2015.

Saat ini, menurut data Internet World Stats hingga bulan Maret 2005, baru sekitar 7% penduduk Indonesia atau 15,3 juta orang yang menjadi pengguna internet. Sedangkan jika diasumsikan pada tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa, berarti penetrasi internet sekurangnya harus menjangkau 125 juta orang. Artinya dalam waktu 10 tahun ke depan, pertumbuhan internet harus melebihi 700%.

Ini berarti pe-er besar bukan saja untuk pemerintah, tetapi juga sektor swasta dan masyarakat. Tidak saja dari segi infrastruktur dan teknologinya, tetapi juga peraturan perundangan dan regulasi yang berkaitan dengan teknologi informasi serta bisnis yang terkait dengannya juga perlu dipersiapkan.

Menilik data IDC (lembaga riset industri teknologi dan telekomunikasi global) April 2004, ada lebih dari 1,9 juta UKM (Usaha Kecil Menengah) yang mewakili 99,97% dari jumlah total perusahaan yang ada di Indonesia. Namun, baru 27% UKM yang menerapkan komputerisasi. Hal ini membuat Indonesia berada di urutan kedua terendah untuk komputerisasi UKM di Asia Pasifik. Bandingkan dengan Thailand (57%), Filipina (57%) dan Malaysia (61%).

Artinya jangankan komputerisasi dan akses internet, kesadaran mengembangkan bisnis melalui internet marketing pada masyarakat Indonesia saja masih sangat rendah. Padahal jika kesadaran internet marketing ini tumbuh, UKM yang ada Indonesia bisa mengembangkan pasarnya ke mancanegara dan memaksimalkan keuntungan mereka dengan biaya yang relatif sedikit dibandingkan mengembangkan bisnis secara konvensional. Dan seandainya UKM ini berhasil mengembangkan bisnisnya ke pasar global, berarti juga pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat juga semakin meningkat.

Di Indonesia, internet marketing akhir-akhir ini menjadi banyak pembicaraan orang. Kebetulan saya merupakan salah satu praktisi pebisnis online yang sering diperbincangkan oleh banyak media masa. Bahkan juga memicu kontroversi atas `kesahan' bisnis yang saya jalani. Kontroversi ini sempat mendorong Amalia E. Maulana menulis artikel berjudul "Evaluasi Bisnis Anne Ahira" dalam majalah SWA (Edisi 09/28 April-11 Mei 2005). Dalam analisa yang tajam dan cerdas dari seorang kandidat doktor marketing dari UNSW Australia ini, terungkap kekhawatiran kontroversi ini akan berbuntut pada nama buruk internet marketing itu sendiri dan berakibat pada terhambatnya penetrasi internet di Indonesia.

Selama ini memang banyak orang yang menganalisa tanpa bukti yang kuat ataupun mengerti tentang internet marketing itu sendiri di `forum tidak resmi' seperti mailing list dan blog. Hal itu menjadi tantangan bagi saya untuk memberikan informasi lebih jelas kepada masyarakat luas agar tidak salah mengerti tentang internet marketing secara global dan khususnya terhadap apa yang saya kerjakan.

Sebenarnya internet marketing dapat diterapkan bukan hanya oleh UKM yang menghasilkan produk dan jasanya secara swadaya. Individu- individu dari berbagai profesi pun sebenarnya bisa menciptakan produk atau jasa sendiri dan memasarkannya di internet. Di Amerika misalnya, teman saya, Jermaine Griggs, seorang guru piano bisa berpenghasilan ratusan ribu dollar dari bisnis online. Dia menjual paket tutorial bermain piano dengan metode mendengarkan yang mudah dipelajari oleh segala usia dan tidak memerlukan pengalaman bermusik.

Contoh lainnya adalah seorang mahasiswa perfilman yang berusia kurang dari 30 tahun menjadi online entrepreneur sukses berkat bukunya "Selebrity Black Book". Dari hobinya berburu merchandise yang ditandatangani para selebriti, dia kemudian menulis buku yang berisi puluhan ribu alamat kontak selebriti, olahragawan, pemimpin dunia, serta orang-orang terkenal lainnya. Target yang ditujunya adalah para fans, organisasi nirlaba yang membutuhkan merchandise selebriti untuk dilelang, atau perusahaan-perusahaan yang memerlukan endorsement penjualan produk dari selebriti.

Masih banyak lagi cerita-cerita sukses pebisnis online yang dalam waktu dekat akan saya luncurkan di Asian Brain Internet Marketing Center, yang akan menjadi pusat pembelajaran internet marketing secara online pertama di Indonesia. Diharapkan cerita-cerita sukses pebisnis online kelas dunia dan strategi bisnisnya bisa menjadi role model bagi masyarakat Indonesia yang hendak terjun ke bisnis online.

Sedangkan bila seseorang yang ingin terjun di bisnis online namun tidak memiliki produk atau jasa untuk dijual, sebenarnya masih bisa berpeluang memperoleh penghasilan yaitu dengan mengikuti program affiliate. Pada intinya, program ini bertujuan memberi persentase hasil penjualan kepada seseorang jika dia berhasil menjual produk atau jasa suatu affiliate merchant (pemilik produk/jasa yang dipasarkan). Pembayaran komisi ini tergantung dari penawaran dan perjanjian antara seorang affiliate marketer dengan affiliate merchant. Ada yang berupa pay per sale, pay per lead, pay per click, pay per search, ataupun kombinasinya (hybrid program).

Salah satu contoh bentuk program affiliate adalah http://www.YouTheGenius.com/. Di situs ini, saya memasarkan `brain gym' yang diciptakan Dr. Jill Ammon Wexler, seorang psikolog yang pernah menjadi konsultan di Pentagon dan US Presidential Commision.

Selain itu, situs-situs pribadi dan weblog atau blog yang sekarang tengah mewabah di kalangan pengguna internet juga bisa berpeluang memberikan penghasilan bagi pemiliknya. Caranya dengan memberikan ruang bagi sponsor ataupun sponsor link (adsense) yang didukung oleh search engine. Memang komisi yang diberikan oleh search engine ini adalah komisi `recehan' (kalau tidak mau menyebutnya sangat kecil).

Tetapi jika situs tersebut memiliki traffic yang tinggi dan bisa membidik target market yang tepat, dari pengalaman saya penghasilan yang bisa didapatkan bisa mencapai lebih dari 10 juta rupiah per bulan.

Dan jika seorang blogger bisa menciptakan blog yang `menjual' seperti `ArtOfSpeed', `Jalopnik' dan `Gizmodo' yang dibuat blog publisher Gawker Media, bukan tidak mungkin bisa menarik sponsor sekelas Nike dan Audi. Kabarnya, nilai sponsor deal ini mencapai $ 25,000 per bulan. Jelas ini menunjukan bahwa internet marketing merupakan peluang bisnis yang bagus jika kita tahu bagaimana cara menjalankannya.

Jenis bisnis online lainnya selain `affiliate program' adalah e-network marketing atau e-mlm. Jenis bisnis inilah yang sering memicu kontroversi, termasuk terhadap bisnis yang saya jalani. Belakangan memang saya gencar diliput berbagai media massa dan yang paling banyak dibicarakan adalah bisnis network marketing saya.

Jika Amalia E. Maulana menilai seharusnya saya menyebut bisnis network marketing yang saya jalani sebagai e-mlm, itu memang benar. Karena saya memasarkan bisnis network marketing ini melalui internet. Tetapi saya selalu menyebut profesi saya sebagai internet marketer dan jenis bisnis saya adalah internet marketing. Karena saya menjalankan berbagai macam bisnis, bukan hanya e-mlm, tetapi juga affiliate business. Saya juga menjadi konsultan bagi mereka yang hendak memasarkan produknya di internet dan menjadi pembicara seminar yang diadakan secara online conference ke berbagai negara khususnya tentang affiliate tips dan online marketing strategy.

Setiap kali saya diwawancara oleh media massa, saya selalu menjelaskan secara gamblang apa saya kerjakan. Bahkan saya sering mengajak wartawan untuk duduk bersebelahan dengan saya dan memperlihatkan kepada mereka kegiatan online saya. Mereka paham yang saya kerjakan meliputi berbagai macam bisnis online, sehingga cocok dikatakan sebagai internet marketing. Tidak jarang media menyebutkan bisnis yang saya kerjakan ada dua macam, yaitu affiliate marketing dan network marketing.

Sedangkan jika berbicara tentang salah satu bisnis saya, tentu tidak akan terlepas dari FFSI (Financial Freedom Society Inc.). Karena produk dan jasa yang saya pasarkan adalah berasal dari perusahaan yang telah berdiri selama 8 tahun di Amerika. Perusahaan ini didirikan oleh Kelly Reese, seorang konsultan keuangan dan praktisi bisnis yang telah berpengalaman lebih dari 30 tahun. Kelly Reese melihat fenomena kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola keuangan dan waktu yang baik. Sehingga banyak orang yang hidupnya setiap bulan dari tagihan ke tagihan. Bahkan tak jarang faktor keuangan juga menjadi pemicu retaknya rumah tangga dan penyebab kebangkrutan suatu bisnis.

Oleh sebab itu, FFSI mempunyai misi memperbaiki kesehatan keuangan masyarakat dengan menyediakan pendidikan/pelatihan pengelolaan keuangan, perangkat (tools) manajemen uang dan waktu serta layanan konsultasi kesehatan fisik dan mental dari para profesional untuk menghemat uang dan waktu.

FFSI merupakan perusahaan yang tergabung dalam Better Business Bureau dan US Chamber of Commerce serta memiliki legal counsel yang berpengalaman 29 tahun di bidang industri direct selling dan network marketing. Jadi kalau memang bisnis FFSI ini berskema piramida atau money game, tentu perusahaan ini tidak akan terdaftar di dua lembaga tersebut. Dan memang betul, untuk pembayaran komisi e-mlm hanya diberikan hanya sampai 4 level dan bukan endless chain. Jadi jelas tidak termasuk skema piramida (pyramid scheme).

Sedangkan program pay plan FFSI jika dilihat di situsnya www.ffsi.com/61073, maka FFSI memberikan tiga pilihan kepada representative. Mereka bebas memilih menjual produk dan jasa FFSI secara direct marketing, affiliate marketing atau network marketing (e-mlm). Jadi jika dikatakan bisnis FFSI adalah e-mlm saja, tidaklah tepat.

Selama ini banyak orang yang salah paham dengan produk dan jasa yang dipasarkan bisnis ini. Mereka menganggap biaya keanggotaan yang mereka keluarkan itu hanya untuk sebuah materi pelatihan berbentuk e- books. Padahal sebenarnya seseorang yang membeli membership atau keanggotaan FFSI, berhak mendapatkan produk dan jasa antara lain berupa: "The Art of Achieving Financial Freedom" e-Course karya Kelly Reese; web conference; perangkat manajemen keuangan atau money tools (software Debt Elimination Avalanche System, Financial Planning Calculator, Electronic Budget); perangkat manajemen waktu atau time tools (software Task Manager, Project Manager, Appointment Manager, Contact Manager); 24 hours Nurse Advice Line; Health Information Library; dan Medical Record Storage.

Di samping itu, mereka juga mendapatkan layanan konsultasi kesehatan e-Doctor. Dalam layanan ini, seseorang bisa berkonsultasi melalui e- mail dengan dokter-dokter di Amerika yang tergabung dalam American Board of Medical Specialities. Cocok bagi orang Indonesia yang ingin memperoleh second opinion dari sumber terpercaya tanpa harus membuang waktu dan uang untuk terbang ke Amerika. Selain itu, mereka juga bisa menyertakan foto luka atau hasil rontgen untuk keperluan diagnosa.

Bukan hanya kesehatan fisik saja yang diperhatikan. Kesehatan mental juga mendapat perhatian penuh melalui layanan konseling yang disediakan FFSI. Masalah yang dikonsultasikan dengan para profesional berpengalaman ini bisa bermacam-macam. Misalnya masalah di dalam rumah atau kantor; melepaskan diri dari ketergantungan obat- obatan terlarang, alkohol atau rokok; gangguan emosional; dan lain- lain.

Seperti layaknya produk dan jasa yang dijual melalui internet lainnya, FFSI juga memberikan masa uji coba 10 hari bagi para anggota. Jika telah mengevaluasi selama batas waktu yang diberikan dan ternyata anggota yang baru bergabung tidak tertarik maka FFSI akan mengembalikan uang mereka 100%. Jadi, bisnis ini sendiri telah menjalankan aturan yang seharusnya, seperti perihal masa uji coba yang diuraikan Amalia. Sedangkan mengenai mahal atau tidak, terpakai atau tidak produk dan jasanya, seperti yang Amalia ungkapkan hal tersebut relatif bagi masing-masing orang.

Khusus untuk menjual keanggotaan FFSI ini saya menciptakan sistem marketing sendiri yang saya sebut "Elite Marketing System". Dalam sistem ini saya memberikan "30 Days Training" yang saya berikan kepada anggota Elite Team -komunitas anggota FFSI yang bergabung dalam sistem yang saya buat- dan ini bukanlah merupakan bagian dari produk dan jasa FFSI yang dijual. Materi pelatihan "30 Days Training" merupakan bonus atau hadiah yang saya berikan gratis khusus bagi anggota Elite Team. "30 Days Training" ini berisi materi pelatihan tentang internet marketing secara detil yang dikirim melalui e-mail. Misalnya bagaimana cara berpromosi melalui internet, bagaimana meningkatkan arus pengunjung ke situs kita, bagaimana strategi bidding di Google, dll. Karena sebenarnya, seseorang tidak cukup hanya memiliki situs dan berharap pengunjung datang dengan sendirinya. Dan bila mau, anggota bisa saja menerapkan ilmu dalam pelatihan '30 Days Training' tersebut pada bisnis lainnya, misalnya pada affiliate program.

Jika melihat uraian produk dan jasa FFSI di atas, maka jelas tidak benar bila seseorang beranggapan bahwa FFSI tidak ada produknya sama sekali seperti anggapan banyak orang selama ini. Dalam dunia marketing kita tahu ada produk yang dipasarkan yang berbentuk 'tangible' dan 'intangible'. FFSI merupakan sebuah perusahaan yang memasarkan 'intangible product'.

Lebih lanjut, Amalia E. Maulana juga telah menerangkan dengan jelas mengenai spamming. Dan memang benar, baik saya maupun FFSI melarang keras tindakan ini. Dan bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi dikeluarkan dari keanggotaan Elite Team dan FFSI, kehilangan segala komisi dan tidak bisa mengklaim meminta pengembalian uang. Bagaimanapun internet adalah jantung dari bisnis ini.

Tetapi walaupun sudah memberi peringatan keras, saya akui pada praktek di lapangan sulit mengontrolnya jika tanpa bantuan laporan dari masyakarat. Karena itu saya akan merasa berterima kasih jika masyarakat membantu melaporkan anggota Elite Team yang melakukan spam melalui e-mail admin@eliteteammarketing.com, berikut bukti e- mail spam-nya.

Tetapi sebelum mengatakan seseorang melakukan spamming, perlu dikenali dulu apa yang dimaksud dengan spam. Spam didefinisikan sebagai e-mail komersial yang tidak diinginkan (unsolicited commercial e-mail). Artinya pengiriman segala pesan e-mail kepada orang-orang yang tidak dikenal secara pribadi oleh seseorang adalah spam, kecuali itu merupakan respon spesifik atas permintaan informasi. Maksudnya jika seseorang datang ke sebuah website dan meminta informasi, kemudian pemilik website memberikan informasi maka e-mail itu tidak bisa disebut spam. Karena sering kali banyak orang mengeluh dikirimi spam, padahal ia sendiri yang meminta informasi tersebut.

Jadi bisa disimpulkan bahwa pertama, masa depan internet marketing sangat cerah dan dapat mendorong penetrasi internet, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat serta mengembangkan UKM Indonesia ke mancanegara. Kedua, internet marketing dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, tak terbatas pada perusahaan besar. Tetapi juga bisa dijalankan oleh UKM dan individual. Ketiga, ada berbagai jenis bisnis online yang bisa dijalankan. Di antaranya, affiliate program, blogging dan e-network marketing. Keempat, bisnis e-network marketing FFSI yang saya jalankan bukan berskema piramid. Seperti yang diuraikan Amalia E. Maulana komisi dibayarkan hanya sampai 4 level saja, dan bukannya endless chain. Kelima, tidak benar bahwa bisnis FFSI tidak memiliki produk dan jasa. Dan biaya keanggotaan yang dikeluarkan bukanlah untuk mendapatkan e-books materi pelatihan. Materi pelatihan diberikan secara gratis. Selain itu kami memberikan masa waktu uji coba selama 10 hari bagi anggota yang baru bergabung. Keenam, sudah jelas peraturan Elite Team dan FFSI mengenai larangan spamming. Untuk itu kami memohon bantuan laporan dari masyarakat jika ada anggota yang melanggarnya dengan disertai bukti e-mail spam-nya. Terakhir, saya merasa bangga dan berterimakasih bisnis saya dianalisa secara tajam dan cerdas oleh seorang kandidat Ph.D dari universitas ternama di Australia. :-)

Semoga saja dengan maraknya pemberitaan seputar internet marketing ini, justru bisa mendorong penetrasi internet di Indonesia serta menumbuhkan minat masyarakat dan UKM untuk mengembangkan usahanya secara global.

Anne Ahira
CEO of :
- Asian Brain, LLC (Registered in USA)
- PT. Asian Brain Internet Marketing Center (Terdaftar di Indonesia)





Tuesday, June 21, 2005

Anything can sell!!


Maksudnya Crazy Frog... hehehe...sekaliber Kompas aja bisa salah ejaan :-)
Intinya ... anything can sell ... kalau jeli ;-)

Kompas, 06 Juni 2005

G@DGET


Kodok Digital

FENOMENA teknologi ponsel memang menjadi menarik, bukan hanya bagi para pengguna awam seperti kita saja tetapi juga peluang bisnis yang tersedia. Bagi kita, teknologi menyediakan kenyamanan berkomunikasi lisan dan tulisan, serta menjadikan perangkat yang digenggam ini sebagai bentuk lain personalitas orang-orang digital.

Salah satu bentuk personalitas ini diwujudkan dalam bentuk nada dering (ringtone), dengan popularitas yang sekarang diposisikan sebagai tangga lagu terpopuler. Nada dering ini bisa berupa cuplikan atau lagu utuh sebuah kelompok band tertentu, lagu tema serial teve Bajaj Bajuri, dan lainnya.

Popularitas nada dering dengan pertumbuhan yang pesat ini menjadi segmen penting dalam konsolidasi pendapatan industri mobile-content. Namun, belum lama ini sebuah nada dering yang memiliki fenomena yang aneh dan unik, berjudul The Crazy Fog.

Aneh karena nada dering Kodok Gila ini berupa suara yang dibuat oleh mulut manusia meniru bunyi sebuah skuter. Unik, karena nada dering The Crazy Fog sekarang berada pada posisi urutan pertama anak tangga lagu dengan pendapatan mencapai 14 juta poundsterling atau sekitar Rp 243,6 miliar.

Angka ini memang menjadi sebuah fenomena baru dalam perkembangan teknologi komunikasi informasi. Awalnya, Kodok Gila ini diciptakan oleh seorang bernama Daniel Malmedahl asal Swedia, yang pada tahun 1997 merekam suara dirinya meniru suara sebuah skuter.

"... ba ding ding ding ding di di ding ding bah bahbeday," bunyi suara meniru skuter ini. Ketika irama tiruan skuter ini diperdengarkan ke teman-teman Malmedahl, mereka pun tertawa geli. Irama "... ba ding ding ding ding..." ini pun diletakkan di sebuah situs web selama bertahun-tahun.

Sampai suatu hari, seorang Swedia lain, Erik Wernquist, pada tahun 2003 menggambar karakter kodok mengikuti irama Kodok Gila itu.

Ketika sebuah perusahaan mobile-content melihat potensi Kodok Gila ini, nada dering yang lucu dan sering kali menyebalkan ini menjadi sangat populer. Iklan teve maupun media cetak pun ramai bertebaran menghadirkan nada dering yang menjadi populer dalam sekejap ini.

Rupanya, sebuah ponsel sekarang ini memang tidak harus berdering, tetapi akan berbunyi apa saja sesuai keinginan pemiliknya. Dan semua nada dering ini pun tampil dengan berbagai suara karena remix.(rlp)

Saturday, June 18, 2005

10 Kesalahpahaman Tentang Sukses

Kesalahpahaman 1 Beberapa orang tidak bisa sukses karena latar belakang, pendidikan, dan lain-lain.

Padahal, setiap orang dapat meraih keberhasilan. Ini hanya bagaimana mereka menginginkannya, kemudian melakukan sesuatu untuk mencapainya.

Kesalahpahaman 2 Orang-orang yang sukses tidak melakukan kesalahan.

Padahal, orang-orang sukses itu justru melakukan kesalahan sebagaimana kita semua pernah lakukan. Namun, mereka tidak melakukan kesalahan itu untuk kedua kalinya.

Kesalahpahaman 3 Agar sukses, kita harus bekerja lebih dari 60 jam (70,80, 90...) seminggu.

Padahal, persoalannya bukan terletak pada lamanya anda bekerja. Tetapi bagaimana anda dapat melakukan sesuatu yang benar.

Kesalahpahaman 4 Anda hanya bisa sukses bila bermain sesuatu dengan aturan.

Padahal, siapakah yang membuat aturan itu? Setiap situasi membutuhkan cara yang berbeda. Kadang-kadang kita memang harus mengikuti aturan, tetapi disaat lain andalah yang membuat aturan itu.

Kesalahpahaman 5 Jika anda selalu meminta bantuan, anda tidak sukses.

Padahal, sukses jarang sekali terjadi di saat-saat vakum. Justru, dengan mengakui dan menghargai bantuan orang lain dapat membantu keberhasilan anda. Dan, sesungguhnya ada banyak sekali orang semacam itu.

Kesalahpahaman 6 Diperlukan banyak keberuntungan untuk sukses.

Padahal, hanya dibutuhkan sedikit keberuntungan. Namun, diperlukan banyak kerja keras, kecerdasan, pengetahuan, dan penerapan.

Kesalahpahaman 7 Sukses adalah bila anda mendapatkan banyak uang.

Padahal, uang hanya satu saja dari begitu banyak keuntungan yang diberikan oleh kesuksesan. Uang pun bukan jaminan kesuksesan anda.

Kesalahpahaman 8 Sukses adalah bila semua orang mengakuinya.

Padahal, anda mungkin dapat meraih lebih banyak orang dan pengakuan dari orang lain atas apa yang anda lakukan. Tetapi, meskipun hanya anda sendiri yang mengetahuinya, anda tetaplah sukses.

Kesalahpahaman 9 Sukses adalah tujuan.

Padahal, sukses lebih dari sekedar anda bisa meraih tujuan dan goal anda. Katakan bahwa anda menginginkan keberhasilan, maka ajukan pertanyaan "atas hal apa?"

Kesalahpahaman 10 Saya sukses bila kesulitan saya berakhir.

Padahal, anda mungkin sukses, tapi anda bukan Tuhan. Anda tetap harus melalui jalan yang naik turun sebagaimana anda alami dimasa-masa lalu. Nikmati saja apa yang telah anda raih dan hidup setiap hari sebagaimana adanya.

(diadaptasi dari "The Top 10 Misconceptions About Success", Jim M. Allen. CoachJim.com)

Wednesday, June 15, 2005

INTUISI, Kapan Kita Andalkan?

Oleh: Mortimer R. Feinberg dan Aaron Levenstein

"Itu feeling saya!" Dengan kata-kata ini seorang presiden direktur mengesampingkan usulan bulat yang disampaikan bawahannya. Ia sama sekali tidak lagi menganggap penting data yang mereka sajikan - survey pasar, hasil penjualan terakhir, wawancara dengan pelanggan - dan tetap ngotot untuk meneruskan suatu produk yang tidak tepat. Tapi anehnya, ternyata keputusannya benar dan menjungkirkbalikkan semua logika yang ditawarkan itu.

Albert Einstein sering berkata bahwa teori relativitasnya muncul lebih karena pikiran yang berkelebat, bukan karena pola pikir logis yang disajikan oleh para peneliti di laboratorium yang berorientasi pada data. Tentu saja teori itu lalu dimatangkan oleh berbagai studi dan peremungan. Tapi seperti yang dikatakannya kemudian, "Faktor yang paling menentukan di sini adalah intuisi."

Dalam dunia bisnis acapkali terjadi, keputusan yang dilandaskan pada intuisi tajam sering mengungguli penalaran analitis yang dilakukan dengan hati-hati. Charles Revson, pendiri Revlon, tampaknya mempunyai kecakapan yang luar biasa aneh dan ganjil dalam menentukan produk apa yang diinginkan oleh pelanggan. Jack Chamberlain, yang pernah menjadi presiden direktur Lenox dan bekerja pada General Electric, bertutur bagaimana ia memutuskan untuk memakai kaset delapan trak. Pada awal perkembangan dari teknologi itu ada teknologi yang menawarkan mutu suara yang lebih baik, sedangkan yang lain menawarkan kemudahan dalam penggunaan. Dengan "feeling"-nya ia memilih yang terakhir. Dan ternyata intuisinya sangat tepat.

Intuisi agak sukar didefinisikan. Ada sementara orang menyebutnya sebagai "feeling", perkiraan, spekulasi, imajinasi atau kreativitas. Tapi intuisi juga janganlah dikacaukan dengan pengertian impulsif. Yang terakhir ini acapkali merupakan suatu usaha yang tergopoh-gopoh dalam membuat pertimbangan, dan seringkali didasari oleh kemalasan atau keinginan untuk menghindari fakta. Intuisi selalu menyambut baik setiap data yang datang, kendati pun ia menolak untuk hanya dibatasi oleh data. Einstein, misalnya, mendapat gagasan berdasarkan intuisi. Tetapi ia toh berusaha melakukan serangkaian uji-coba dan eksperimen untuk mengukur kebenaran gagasannya itu.

Suatu penelitian terhadap otak memperlihatkan bahwa belahan otak kiri merupakan tempat dari proses logika, keteraturan, rasional dan verbal. Sedangkan belahan otak kanan merupakan tempat dari proses intuisi, imajinasi, artisitik dan kreatif. Terlepas dari segala perhatian yang diberikan terhadap pentingnya "rasionalitas" dalam wacanan manajemen, suatu penelitian yang dilakukan oleh Harry Mintzberg dari McGill University memperlihatkan bahwa para pemimpin perusahaan yang unggul dalam mengambil keputusan biasanya menggunakan belahan kanan otaknya - sisi intuisi - sebanyak 80%.

Sejumlah pemimpin puncak perusahaan mengatakan pada kami bahwa mereka mengandalkan intuisi terutama dalam mempekerjakan, menempatkan dan mempromosikan orang. Sebagian lain mengatakan, mereka mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan tentang produk, terutama bagi mereka yang bergerak di bidang industri mode dan hiburan. Tetapi di pihak lain, presiden merangkap direktur pelaksana Agva-Gevaert mengingatkan intuisi itu harus dikendalikan. "Tampaknya intuisi lebih bisa diandalkan sebagai suatu alarm - sistem peringatan - daripada sebagai pemicu untuk melakukan tindakan," demikian katanya. "Menurut pengalaman saya selama ini, intuisi lebih merupakan faktor perintah untuk tidak melakukan tindakan, daripada melakukan tindakan."

Tentu saja, seperti halnya logika, intuisi juga bisa salah. Intuisi kreatif memang tidak bisa dirumuskan. Tetapi apakah "feeling" anda itu patut untuk diikuti, ada beberapa pertanyaan yang bisa dipakai sebagai penguji.

1--Bedakan intuisi dari angan-angan muluk.
Tanyakan pada diri anda, apakah anda dipengaruhi oleh pikiran yang muluk-muluk atau oleh usaha reka-reka. James Cook, presiden direktur L.G.Balfour mengatakan bahwa biasanya ia membedakan antara "feeling" dan "coba-coba", dengan mengamati reaksinya sendiri bila koleganya menghantam gagasannya. Jika "feeling" itu masih terus bertahan dan tak juga padam walaupun ia sudah mencernanya kembali, maka ia cenderung bertahan dengan feelingnya itu.

2--Bedakan intuisi dari keinginan pribadi.
Apakah kesimpulan intuisi anda itu didasarkan pada apa yang oleh para ahli psikologi dinamakan dengan persepsi selektif? Apakah suatu produk mati ingin dipertahankan hanya karena anda bangga pada produk karya anda sendiri? Atau apakah anda memiliki dasar tertentu atas intuisi anda? Apakah anda ingin menjual hak suatu produk yang sukses hanya karena anda bosan dengan produk itu.

3--Bedakan intuisi dari kekakuan berpikir.
Apakah kesimpulan anda lebih didasarkan pada intuisi atau kekakuan berpikir? Dengan kata lain, apakah reaksi anda itu didasarkan pada kebiasaan lama, atau keengganan untuk menerima kenyataan bahwa telah terjadi perubahan di lingkungan sekitar anda?

4--Bedakan intuisi dari emosi pribadi.

Apakah penilaian anda dipengaruhi oleh kecenderungan pribadi anda, misalnya kecenderungan untuk optimis atau pesimis? Apakah anda dipengaruhi oleh luapan emosi? Contoh klasik dari kasus ini bisa kita lihat pada kalangan bisnis Inggris. Mereka terus mempertahankan produk yang menghabiskan uang hanya karena istana Buckingham masih memakai produk itu. Padahal masyarakat umum sudah tidak menyukainya sama sekali.

5--Bedakan intuisi dari keterburu-buruan.
Dapatkah anda mengadakan suatu uji-coba terlebih dahulu dan menghindari suatu komitmen yang terlalu dini serta tak mungkin lagi diperbaiki? Seorang jendral yang mempunyai "feeling" bahwa garis pertahanan musuh terlalu panjang, ada kemungkinan akan melakukan manuver uji-coba dahulu, sebelum mengirimkan seluruh pasukannya ke medam pertempuran. Intuisi hendaklah senantiasa dimonitor dan dites. Menurut Richard Brown, bekas presiden direktur Towle Manufacturing Co., "Bila keputusan didasarkan atas intuisi, maka secara alamiah anda cenderung tetap dekat dengan keputusan itu dan memeriksanya lebih cepat serta lebih sering, daripada keputusan yang didasarkan pada penalaran yang kuat."

6--Bedakan intuisi dari keengganan untuk menguji.
Pertanyaan lain dalam menguji intuisi adalah seperti yang diutarakan oleh Joan de Arc, "Kata batin itu mungkin saja lebih keras dan lebih jelas, tetapi dari manakah datangnya? Dari surga atau neraka?" Dan pengaman yang paling pokok ialah menghindari rasa keras kepala, mau mendengarkan secara simatik pada apa yang dikatakan oleh orang lain dan membawa semua keputusan itu, baik sebagai hasil penalaran atau hasil intuisi, kepada suatu pengujian yang terus-menerus.

(Mortimer R. Feinberg dan Aaron Levenstein, Kapan Saatnya Mengandalkan Intuisi, diambil dari: Bisnis dan Manajemen Volume 1)

Tuesday, June 14, 2005

Berpikirlah sederhana!!

Penulis: anonim

Terpetik sebuah kisah, seorang pemburu berangkat ke hutan dengan membawa busur dan tombak. Dalam hatinya dia berkhayal mau membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor rusa. Cara berburunya pun tidak pakai anjing pelacak atau jaring penjerat, tetapi menunggu di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang-binatang buruan.

Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan terbang hinggap di atas pohon kecil tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau pukulan gagang tombaknya, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir, "untuk apa merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya dia dibanding dengan seekor rusa besar yang saya incar?"

Tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, "Ah, hanya seekor kancil, nanti malah tidak ada yang makan, sia-sia." Agak lama pemburu menunggu. Tiba-tiba terdengar langkah-langkah kaki binatang mendekat, pemburupun mulai siaga penuh, tetapi ternyata, ah..... kijang.

Ia pun membiarkannya berlalu. Lama sudah ia menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat, sehingga ia tertidur. Baru setelah hari sudah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tetapi ia sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, "Rusa......!!!" sehingga rusanya pun kaget dan lari terbirit-birit sebelum sang pemburu menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa.

Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami. Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga.

Tidak jarang orang-orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Demikian juga dengan seseorang yang bergumul dengan pasangan hidup yang mengharapkan seorang gadis cantik atau perjaka tampan yang baik, pintar dan sempurna lahir dan batin, akhirnya harus puas dengan tidak menemukan siapa-siapa.

Berpikir sederhana, bukan berarti tanpa pertimbangan logika yang sehat. Kita tentunya perlu mempunyai harapan dan idealisme supaya tidak asal tabrak. Tetapi hendaknya kita ingat bahwa seringkali Tuhan mengajar manusia dengan perkara-perkara kecil terlebih dahulu sebelum mempercayakan perkara besar, dan lagipula tidak ada sesuatu di dunia yang perfect yang memenuhi semua idealisme kita. Berpikirlah sederhana!!

Sunday, June 12, 2005

Rahasia Rumus 90:10

Diambil dari Majalah Lentera - tulisan dari mantan Senior Management Trainer, Dandan Riskomar.

Suatu hari Anda sarapan bersama di rumah. Anak perempuan anda tiba-tiba tanpa sengaja menumpahkan kopi sehingga baju seragam anda kotor. Anda lepas kendali, memaki-maki anak Anda sehingga dia menangis. Kemarahan anda merembet kepada pembantu karena menaruh cangkir kopi terlalu dekat ke anak Anda. Terjadi debat kusir dengan pasangan anda. Dengan rasa jengkel, anda tinggalkan meja untuk ganti seragam. Selesai ganti pakaian, anda melihat anak anda masih menangis dan bersiap untuk pergi sekolah tanpa menyelesaikan sarapannya. Tapi dia sudah ditinggalkan mobil jemputan. Anda bergegas ke mobil dan berteriak kepada anak anda untuk segera naik mobil. Anda terpaksa mengantarnya ke sekolah. Kemudian ngebut karena terlambat. Sialnya waktu memotong jalan, anda dihentikan polisi dan terpaksa damai ! dengan memberikan imbalan Rp. 50.000,-. Sampai di sekolah, anak anda langsung lari dari mobil tanpa mengucapkan sepatah kata-kata. Setelah berjuang keras, akhirnya anda tiba dikantor terlambat 20 menit. Pada saat itu, anda baru sadar bahwa anda lupa membawa tas kerja anda. Anda memulai hari itu dengan kejadian yang menjengkelkan. Ketika waktu berlanjut, semua keadaan seolah-olah berubah menjadi semakin kacau.

Sore hari, anda pulang kerumah dengan lesu. Disambut suasana "dingin" dari pasangan, anak dan pembantu anda. Semua itu terjadi karena reaksi atau respon yang anda lakukan di pagi hari. Mungkin kita pernah mengalami kejadian serupa. Kesialan diikuti berbagai kesialan lainnya. Hal-hal yang tidak menyenangkan datang silih berganti. Hal itu bisa berupa stress, rasa kurang bahagia dan kemarahan yang mengakibatkan putus hubungan persahabata! n, dijauhi teman , menyebalkan dan kadang sangat menyakitkan. Coba cermati contoh kasus tersebut. Mengapa anda mengalami hari-hari yang menyebalkan? (a) Apakah karena kopi tumpah di baju seragam anda? (b) Apakah karena anak anda yang menyebabkannya? (c) Ataukah karena Pak Polisi yang menilang anda? (d) Atau akibat perilaku anda sendiri?

Jawabannya adalah : Sesungguhnya anda bisa mengendalikan reaksi anda pada kejadian tersebut. Hanya reaksi spontan anda, yang mengakibatkan semua itu terjadi. Anda bisa merubah situasi menyebalkan itu menjadi lebih menyenangkan dengan menerapkan rumus 90: 10. Artinya, 10% dari kehidupan kita berupa "takdir" yang harus diterima, dan 90% lainnya, disebabkan oleh reaksi anda terhadap berbagai tekanan dan kejadian yang menimpa Anda. Kita tidak bisa mengendalikan 10% faktor takdir. Anak tidak sengaja menumpahkan kopi, mobil mogok. Jadual penerbangan terlambat sehingga seluruh rencana kerja menjadi kacau, dan terjebak dalam kemacetan lalu lintas. Ini realita yang tidak bisa dikontrol. Berbeda dengan aspek 90% sisanya.

Anda bisa mengendalikan dan mengatur reaksi atau respon yang akan anda lakukan terhadap kejadian yang menimpa anda. Jangan biarkan berbagai kejadian itu mengatur anda. Anda pasti bisa mengendalikan bagaimana reaksi atau respon terbaik yang harus anda lakukan.

Berikut, contoh yang seharusnya anda lakukan. Kopi menumpahi seragam anda.

Anak anda kaget bahkan terlihat akan menangis. Anda bisa berkata, "Nak, tidak apa-apa cuma basah. Lain kali, berhati-hati kalau sarapan." Anda segera ke kamar dan mengganti baju seragam. Waktu anda kembali anda lihat anak anda sudah selesai sarapan dan segera lari ke depa! n, menuju mobil jemputan sambil melambaikan tangan kepada anda. Anda, anda masih bisa baca koran dan bercengkerama sebentar sebelum anda siap pergi ke kantor. Anda tiba di kantor 5 menit sebelum jam kerja, dengan gembira. Anda menyapa semua rekan dan anak buah anda di sepanjang jalan menuju kamar kerja. Anda mendapat pujian bos dan bawahan yang mengamati gerak gerik anda.

Hari ini sungguh menyenangkan. Amati apa perbedaan yang terjadi diantara dua skenario di atas. Semua dimulai dengan kejadian yang sama, kopi tumpah (aspek 10%) yang tidak bisa anda cegah. Namun hasilnya jauh berbeda, karena cara anda (aspek 90% ) kejadian tersebut berbeda. Jangan bereaksi negatif terhadap suatu kejadian yang tidak menyenangkan. Berikan reaksi yang positif, dan yakinkan bahwa hal itu tidak akan merusak hari-hari anda selanjutnya.

Namun, apabila anda m! emberikan reaksi atau respon yang salah, maka pasti akan berdampak buruk bagi anda selanjutnya. Apa reaksi anda bila terjebak kemacetan lalu-lintas? Apakah membunyikan klakson mobil sekeras-kerasnya. Apakah dengan berlaku seperti itu kejadian akan membaik? Apakah detak jantung anda menjadi normal atau sebaliknya?

Apakah orang lain peduli bila akhirnya anda terlambat tiba di kantor 10-20 menit? Mengapa anda membiarkan kejadian tersebut merusak seluruh hari anda?

Ingat rumus 90 :10. Rahasia manfaat penerapan rumus 90 : 10 dalam kehidupan sehari-hari itu sungguh luar biasa. Namun, sedikit diantara'kita yang memahaminya, sehingga jutaan orang menderita stress dan berbagai macam masalah pribadi.

Wednesday, June 01, 2005

Nelayan Jepang


Penulis: Unknown

Orang Jepang sejak lama menyukai ikan segar. Tetapi tidak banyak ikan yang tersedia di perairan yang dekat dengan Jepang dalam beberapa dekade ini.

Jadi untuk memberi makan populasi Jepang, kapal-kapal penangkap ikan bertambah lebih besar dari sebelumnya. Semakin jauh para nelayan pergi, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membawa hasil tangkapan itu ke daratan. Jika perjalanan pulang mencapai beberapa hari, ikan tersebut tidak segar lagi. Orang Jepang tidak menyukai rasanya. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perikanan memasang freezer di kapal mereka. Mereka akan menangkap ikan dan langsung membekukannya di laut.

Freezer memungkinkan kapal-kapal nelayan untuk pergi semakin jauh dan lama. Namun, orang Jepang dapat merasakan perbedaan rasa antara ikan segar dan beku, dan mereka tidak menyukai ikan beku. Ikan beku harganya menjadi lebih murah. Sehingga perusahaan perikanan memasang tangki-tangki penyimpan ikan di kapal mereka. Para nelayan akan menangkap ikan dan langsung menjejalkannya ke dalam tangki hingga berdempet-dempetan. Setelah selama beberapa saat saling bertabrakan, ikan-ikan tersebut berhenti bergerak.

Mereka kelelahan dan lemas, tetapi tetap hidup. Namun, orang Jepang masih tetap dapat merasakan perbedaannya. Karena ikan tadi tidak bergerak selama berhari-hari, mereka kehilangan rasa ikan segarnya. Orang Jepang menghendaki rasa ikan segar yang lincah, bukan ikan yang lemas.

Bagaimanakah perusahaan perikanan Jepang mengatasi masalah ini? Bagaimana mereka membawa ikan dengan rasa segar ke Jepang?

Jika anda menjadi konsultan bagi industri perikanan, apakah yang anda rekomendasikan?

Begitu anda mencapai tujuan-tujuan anda, seperti mendapatkan jodoh - memulai perusahaan yang sukses - membayar hutang-hutang anda - atau apapun, anda dapat kehilangan gairah anda. Anda tidak perlu bekerja demikian keras sehingga anda bersantai. Anda mengalami masalah yang sama dengan para pemenang lotere yang menghabiskan uang mereka, pewaris kekayaan yang tidak pernah tumbuh dewasa, dan para ibu rumah tangga jemu yang kecanduan obat-obatan resep.

Seperti masalah ikan di Jepang tadi, solusi terbaiknya sederhana. Hal ini diamati oleh L. Ron Hubbard di awal 1950-an. "Orang berkembang, anehnya, hanya dalam kondisi lingkungan yang menantang" -L. Ron Hubbard.

Keuntungan dari sebuah Tantangan:

Semakin cerdas, tabah dan kompeten diri anda, semakin anda menikmati masalah yang rumit. Jika takarannya pas, dan anda terus menaklukan tantangan tersebut, anda akan bahagia. Anda akan memikirkan tantangan-tantangan tersebut dan merasa bersemangat. Anda tertarik untuk mencoba solusi-solusi baru. Anda senang. Anda hidup!

Bagaimana Ikan Jepang Tetap Segar?

Untuk menjaga agar rasa ikan tersebut tetap segar, perusahaan perikanan Jepang tetap menyimpan ikan di dalam tangki. Tetapi kini mereka memasukkan seekor ikan hiu kecil ke dalam masing-masing tangki. Memang ikan hiu memakan sedikit ikan, tetapi kebanyakan ikan sampai dalam kondisi yang sangat hidup. Ikan-ikan tersebut tertantang.

Renungan :

Jangan menghindari tantangan, melompatlah ke dalamnya dan taklukanlah. Nikmatilah permainannya. Jika tantangan anda terlalu besar atau terlalu banyak, jangan menyerah. Kegagalan jangan membuat anda lelah, sebaliknya, atur kembali strategi. Temukanlah lebih banyak keteguhan, pengetahuan, dan bantuan. Jika anda telah mencapai tujuan anda, rencanakanlah tujuan yang lebih besar lagi. Begitu kebutuhan pribadi atau keluarga anda terpenuhi, berpindahlah ke tujuan untuk kelompok anda, masyarakat, bahkan umat manusia. Jangan ciptakan kesuksesan dan tidur di dalamnya. Anda memiliki sumber daya, keahlian, dan kemampuan untuk membuat perubahan.

Jadi, masukkanlah seekor ikan hiu di tangki anda dan lihat seberapa jauh yang dapat anda lakukan dan capai!


 

Super Excellent Network Bersama Meraih Kebebasan Finansial Yang Sebenarnya