<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8491297\x26blogName\x3dA+Journey\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dTAN\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://dadangwibawa.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://dadangwibawa.blogspot.com/\x26vt\x3d8326691878355375386', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

A Journey

Wednesday, October 06, 2004

Wake up.. pursue your dreams, not continue your sleep and keep dreaming

Masih tentang artikel Anne Ahira di Tempo edisi minggu lalu, dalam Tempo Edisi Senin tgl. 04 Oktober, Anne has given the excelent & elegant reply dan mengklarifikasi semua berita miring tentangnya.

Sebenarnya adalah biasa jika sebuah media membuat berita yang tidak bagus... ingat bagi orang pers berlaku adagium "BAD NEWS IS A GOOD NEWS!" dan adalah hak setiap orang yang merasa dirugikan dengan pemberitaan tersebut untuk memberikan HAK JAWAB-nya, karena kalau tidak pers telah bertindak tidak adil dan kita bisa menuntut ke pengadilan.

Dalam kasus ini, Anne Ahira telah memberikan HAK JAWAB-nya secara jelas dan gamblang. Dan saya salut atas tanggapannya yang cool dan elegan, sehingga pemberitaan miring di majalah Tempo jadi jelas duduk perkaranya.

Surat pembaca Tempo Edisi 4-10 Oktober 2004

Tanggapan Anne Ahira

Sebuah kehormatan bagi saya, Tempo edisi 27 september-3 Oktober lalu memuat tulisan tentang pemasaran lewat Internet yang sudah saya geluti selama hampir tiga tahun terakhir. Namun sayang, Tempo tidak menurunkan liputannya secara komprehensif.

Pada tanggal 22 September 2004, seorang wartawan Tempo menelepon saya dengan memberikan sejumlah pertanyaan.Kebetulan pada waktu itu saya sedang berada di Amerika. Dalam wawancara tersebut, Tempo tidak menanyakan tanggapan mengenai keluarnya beberapa anggota Elite Team Indonesia ataupun tanggapan atas pertanyaan Sdr.John Tumiwa yang meragukan kredibilitas saya sebagai internet marketer dunia. Karena itu, izinkan saya menanggapinya.
Mengenai keluarnya beberapa anggota Elite Team Indonesia, itu pilihan mereka yang harus dihormati. Seringkali saya mengatakan dalam seminar bahwa untuk menjalani bisnis internet marketing itu tidak gratis dan membutuhkan modal. Kendati begitu, jika dibandingkan dengan menjalankan bisnis offline yang mengharuskan menyewa ruang perkantoran atau membangun sebuah pabrik, biayanya akan relatif lebih murah.

Tidak benar pula anda akan cepat kaya melalui internet. Seperti bisnis-bisnis lainnya, Internet marketing (memasarkan produk atau jasa melalui internet) memiliki ilmu dan strategi tersendiri untuk dipelajari. Bisnis apapun selalu memerlukan usaha dan komitmen untuk menjalaninya, dan juga waktu untuk mencapai break even point maupun return of investment.

Rasanya, Tempo kurang komprehensif menyoroti keluarnya segelintir anggota Elite Team Indonesia itu. Apalagi masih ada lebih dari 1.000 anggota Elite Team Internasional yang saya dirikan yang tersebar di 78 negara di lima benua. Anggota Elite Team Internasional tersebut sudah membuktikan, sistem marketing yang saya buat bisa mengubah kehidupan mereka jadi lebih baik.

Di Tempo ditulis bahwa Sdr.Safrido Ado mengklaim pernah jadi anggota Elite Team dan keluar.Saya mempunyai database semua anggota Elite Team, dan saya tidak pernah punya member bernama Safrido Ado.

Mengenai pernyataan Sdr.John Tumiwa, pendiri AsiaGateWay.com dan Radio-Click.com, menurut saya wajar saja jika orang merasa skeptis terhadap bisnis yang saya jalani maupun reputasi saya di luar negeri. Soalnya ini merupakan bisnis baru. Saya pun bukan orang yang pertama menjalaninya di dunia ini.

Yang jelas, selama ini saya mendapatkan banyak undangan interview dan teleseminar dari berbagai belahan dunia.
Hasil interview saya beserta marketer dunia lainnya dijual rata-rata $97 per kopi, sementara "resell right" hasil interview itu bisa dijual lebih dari $800.

Saat wawancara, Tempo meminta saya mengirimkan hasil interview saya yang rata-rata dijual $97 itu. Tentu saja saya tidak bisa melakukan hal itu, karena interview itu pada dasarnya bukan milik saya. Saya menghargai hak cipta orang lain atau perusahaan yang mewawancarai. Saya tidak ingin melanggar tata krama di antara para internet marketer.

ANNE AHIRA
Pendiri Elite Team International



BTW, menurut saya kasus ini malah bisa jadi IKLAN GRATIS... hehehe... orang yang baca berita tersebut jadi penasaran, yang tadinya tidak tahu Anne Ahira, malah jadi ingin tahu, siapa sih Anne... ujung-ujungnya nyari di internet dan ikut bergabung :-)

Lagi pula apa salahnya dengan MIMPI JADI KAYA... menurut saya justru karena kita punya mimpi kita jadi termotivasi untuk berkembang. Asal jangan mimpinya diteruskan, karena kalau menurut Ir.Ciputra (Ciputra Group) hanya akan jadi "mimpi basah". Tapi mimpi yang kita realisasikan dan kita usahakan, akan menjadi kenyataan.

Pada akhirnya bagi saya yg sudah bergabung di ETI, saya telah terbangun dari mimpi, dan sedang bekerja keras untuk mewujudkan impian tersebut. Berhasil atau tidak kerja keras kita, adalah tergantung dari usaha kita dan pertolongan Tuhan pada intinya. Ini adalah salah satu usaha diantara banyak pilihan usaha yang lain yang bisa kita lakukan. Sekali lagi paling tidak kita sudah selangkah lebih maju, dibanding orang-orang yg masih skeptis, dan masih bermimpi bahwa kekayaan bisa datang dengan tiba-tiba.


 

Super Excellent Network Bersama Meraih Kebebasan Finansial Yang Sebenarnya